Test Ride: BMW R nineT, Menguji Roadster Jalanan Sejati
JAKARTA, 29 Juli 2016 — Jatuh cinta pada pandangan pertama. Ungkapan ini barangkali bukan hal yang berlebihan untuk menggambarkan BMW R nineT. Motor yang diboyong PT Maxindo Moto, distributor resmi BMW Motorrad di Indonesia, memiliki penampilan yang kental dengan aura retro klasik bergaya roadster. Namun, R nineTdibekali beragam piranti yang membuat sosok motor menjadi lebih ciamik.
Dari sisi tampilan, BMW R nineT sebenarnya tampil simpel. Warna tangki bensin dilabur cat berwarna kombinasi hitam dan perak, jok berbahan kulit juga dengan kelir hitam, suspensi yang dapat disesuaikan redam kejutnya sesuai keinginan pengendara. Logo BMW tersemat di tangki bensinnya. Dan satu ciri khasnya, mesin Boxer horizontal a la BMW Motorrad.
Tak sabar, saya langsung menghidupi mesin dengan menancapkan kunci kontak di bagian setang bergaya khas roadster. Saat mesin menyala, jarum rpm menunjuk di angka 1.500 rpm statis, mesin terasa sedikit bergetar. Hal ini dikarenakan konfigurasi mesin model Boxer horizontal. Namun, jika rpm di atas 2.000 rpm getaran menghilang. Ini merupakan petanda baik karena, getaran ini tidak akan terasa saat diajak berjalan nantinya.
Handling dan riding position BMW R nineT terbilang nyaman walau dengan bukaan gas sekitar 3.000 – 4.000 rpm. Tak ada rasa kagok ketika “menunggangi” motor ini. Anda akan tetap merasa nyaman dan pede melakukan pengendalian.
Karakter asli motor ini bakal keluar saat Anda memuntir gas lebih dalam. Ketika bukaan gas di atas 6000 rpm, roadster berpenggerak roda belakang yang menggunakan BMWMotorrad Paralever ini langsung mengeluarkan “rauman” khas mesin boxer.
BMW R nineT dibekali mesin berkubikasi 1.170 cc bertipe flat twin ‘Boxer’ 4-stroke dengan pendingin udara. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga 110 hp dan torsi 119 Nm. Dengan berat kosong 222 kg serta plus bobot saya yang sekitar 90 kg motor ini mampu diajak berlari 180 km/jam dengan posisi gear 4 ke 5 hanya dengan hitungan tidak lebih dari 10 detik. Bengis!
Walau digerakan dengan gardan untuk roda bagian belakangnya, R nineT memiliki desain dan cara kerja yang berbeda dari penggerak gardan pada umumnya karena cast aluminium single-sided swing arm milik BMW Motorrad Paralever dan spring pre-load hydraulic dimana cara kerjanya akan terasa seperti motor berpenggerak rantai pada umumnya. Sensasi dari gardan ini juga lebih merasakan engine brake saat thortle atau handle gas ditutup.
Toh bukan berarti BMW R nineT cuma berurusan dengan kecepatan tinggi. Motor ini ternyata juga tidak masalah jika diajak jalan dalam kecepatan rendah. Saya juga tak kesulitan mengajak bermanuver di antara mobil dan motor lain di jalan.
Soal pengereman, motor ini sudah dibekali dengan dual disc brake tipe floating brake disc berdiameter 320 mm lengkap dengan 4 piston radial calipers pada bagian depannya. Selanjutnya single disc brake berdiameter 265 mm dengan double-piston floating caliper ABS di bagian belakang. Keduanya bertugas dengan sangat baik.
Saat uji pengereman bagian depan yang kami lakukan cukup ekstrem. Suspensi tipe upside-down (USD) berdiameter 46 mm juga cukup menahan beban motor dan saya di bagian depan. Namun, saya menyarankan Anda selalu dalam posisi standbye dan tetap fokus ke depan agar motor tetap berada dalam keadaan aman dan tidak tergelincir.
Karet bundar berlabel Continental tipe Road Attack 2C berukuran 120/70 ZR 17 pada bagian depan dan 180/55 ZR 17 pada bagian belakang juga memberikan kekenyalan dan handling yang mantap. Frame tubular berbahan baja dengan warna hitam mampu mereduksi getaran saat hard breaking pada kecepatan di atas 100 km/jam.
Jika mau merasakan “sensasi” menunggangi roadster ini Anda harus merasakan hentakan tenaga yang dimiikinya secara perlahan mulai dari rpm rendah hingga tinggi. Terlebih saat jalan dalam kondisi basah dan melakukan hard breaking. Karakter single armnya seakan memberikan kita sensasi drift atau slick ke kanan. Namun hal ini tidak membahayakan saat kita lebih menyiapkan diri di atas motor dengan tinggi tempat duduk setinggi 785 mm ini.
So, jangan dulu “underestimated” dengan sosok R nineT yang terlihat kalem dan casual. Handlingnya mantap, posisi berkendara nyaman, hentakan tenaganya luar biasa. Di Indonesia, motor ini dijual satu pintu melalui PT Maxindo Moto dengan banderol Rp 679.500.000 (OTR). Motor ini bertarung dengan Honda CB1100 Deluxe, Indian Scout, Moto Guzzi Grizo 8V SE, dan Triumph Thruxton.